Kamis, 28 Mei 2020

BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN USAHA


BENTUK – BENTUK KEPEMILIKAN USAHA
            Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awal dalam menjalankan kegiatan bisnis karena berhasil atau tidaknya bisnis yang dijalankan juga tergantung dari keputusan tersebut. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk perusahaan yang akan didirikan, antara lain:
a. Jumlah modal yang dimiliki maupun yang diperlukan untuk memulai usaha-usaha b. Kemungkinan penambahan modal yang diperlukan
c. Metode dan luasnya pengawasan terhadap perusahaan
d. Rencana pembagian laba
e. Rencana penentuan tanggung jawab
            Besar kecilnya resiko yang harus dihadapi bentuk-bentuk kepemilikan bisnis berikut ini akan diuraikan beserta dengan kebaikan dan kelemahannya, yaitu:
i.Usaha perseorangan
ii.Firma
iii.Persekutuan (CV)
iv.Perseroan Terbatas (PT)
v.Perseroan Terbatas Negara (Pesero)
vi.Perusahaan Daerah (PD)
vii.Perusahaan Negara Umum (Perum)
viii.Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
ix.Koperasi
x.Yayasan
A. PerusahaanPerseorangan
            Suatu perusahaan perorangan adalah suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Ini merupakan suatu bentuk perusahaan yang paling sederhana dan paling tua. Perusahaan perorangan itu mengambil semua risiko, menerima semua keuntungan, dan menderita semua kerugian. Ia juga merupakan pelaksana dan manajer.
            Merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali dipakai di Indonesia.Bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang kecil, atau pada saat permulaan mengadakan kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan. Di samping itu, tidak diperlukan ijin untuk pendiriannya.
            Amerika Serikat terdapat sekitar 10 sampai 11 juta perusahaan perorangan. Perumahan `milik perorangan tersebut merupakan 78 persen dari semua perusahaan tetapi penjualannya hanya sepersepuluh dari semya penjualan. Jelas perusahaan perorangan itu banyak sekali tetapi biasanya dalam ukuran kecil. Bentuk perorangan terdapat dalam hampir semua jenis perusahaan; misalnya toko besii, toko roti dan kue, dan tukang cukur. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya kecil karena modal 7 yang terbatars dari pemiliknya. Kurang lebih empatperlima dari semua pemilikan mempunyai empat atau kurang karyawan
Keuntungan-keuntungandari perusahaanperseorangan Disamping menjadi majikan untuk diri sendiri, perusahaan perorangan mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Mudah untuk memulai
b. Biaya untuk organisasi rendah
c. Kebebasan untuk mengelola
d. Perangsang laba yang kuat

MUDAH UNTUK MEMULAI.
            Perusahaan perorangan mudah untuk dimulai, karena tidak perlu membuat kontrak dengan pemilik-pemilik lain. Tidak ada akte pendirian dari pemerintah setempat. Hanya sedikit pembatas-pembatasan hukum misalnya, seseorang mungkin memerlukan suatu ijin dari pemerintah setempat. Pemilik bebas untuk memilih nama dari perusahaan baru tersebut.
BIAYA UNTUK ORGANISASI RENDAH.
            Karena perusahaan perseorangan tidak diharuskan memiliki akte pendirian oleh pemerintah, maka tidak ada biaya akte pendirian yang harus dibayar, dan ongkos untuk ijin tempat kecil, biaya-biaya pokok untuk memulai adalah biaya peralatan dan barang-barang. Laba dari perusahaan itu tidak dikenai pajak-pajak, para pemilik membayar pajak penghasilan sebagi individu masing-masing.
KEBEBASAN UNTUK MENGELOLA.
             Perusahaan perorangan mempunyai daya Tarik khusus sebagai suatu perushaan. Perusahaan perorangan itu mempunyai kebebasan yang maksimum dalam pengambilan keputusan. Hanya ada satu orang bertanggung jawab, dan dialah majikan. Karena tidak orang lain yang terlibat, pemilik tunggal tersebut dapat bergerak dengan cepat. Juga pembatasanpembatasan pemerintah lebih sedikit dibandingkan dengan bentuk-bentuk perusahaan lain.
PERANGSANG LABA YANG KUAT.
            Setelah pengeluara-pengeluaran dbayar, semua laba menjadi milik si pemilk. Laba tersebut merupakan imbalan atas pekerjaan seseorang dan atas modal yang dipertaruhkannya. Laba menjadi suatu perangsa yang kuat dan memberikan kepuasaan yang maksimum kepada pemilik.
Kerugian-kerugiandariperusahaanperseorangan:
a. besarnya terbatas
b. kewajibannya tidak terbatas
c. umurnya terbatas
d. kemampuan manajemen terbatas
BESARNYA TERBATAS.
            Besarnya suatu kepemilikan tunggal dibatasi oleh jumlah modal yang dapat dimiliki oleh pemilik. Ini merupakan jumlah uang yang sudah tersedia, ditambah dengan hal-hal yang bisa dipinjam. 8 Bila jumlah modal yang diperlukan meningkat, pemilik mungkin merasa perlu untuk merubahnya menjadi suatu persekutuan. Banyak perusahaan kecil mulai dengan pemilikan tunggal.
KEWAJIBANNYA TERHADAP HUTANG TIDAK TERBATAS.
            Tuntutan dari kreditor terhadap suatu perusahaan mungkin lebih besar dari modalnya. Dalam hal demikian, kekayaan pribadi dari pemilik mungkin diambil untuk membayar utang perusahaan. Kenyataan ini sering menyebabkan orangorang tidak berani memulai perusahaan mereka. Ini merupakan salah satu kelemahan yang paliing menonjol dari perusahaan perorangan.
UMURNYA TERBATAS.
            Apa yang terjadi terhadap suatu perusahaan bila pemiliknya meninggal atau mengalami kecelakaan? Ini sering merupakan masalah utama bagi perusahaan dengan pemilik tunggal. Bila tidak ada anggota keluarga yang siap, mau, atau mampu melanjutkan, perusahaan itu harus dijual. Bila amggota-anggota keluarga tidak siap untuk mengelolanya, maka mungkin akan mengakibatkan bangkrut. Suatu perusahaan tunggal tidak mempunyai umur menurut hukum yang lebih lama dari umur pendirinya.
KEMAMPUAN MANAJEMEN TERBATAS.
            Setiap perusahaan mempunyai banyak fungsi pokok yang harus dilaksanakan agar perusahaan itu berhasil. Diantaran fungsi-fungsi tersebut adalah pembelian, penjualan, pengiklanan, akuntansi, asuransi kredit dan manajemen personalia. Sedikit orang yang ahli dalam bidang ini menjadi penyebab utama dari hampir semua kegagalan perusahaan kecil. Pemilik tunggal itu bertanggung jawab terhadap untuk semua hal ini walaupun ia tidak mempunyai kecakapan dalam semua bidang.             Walaupun ada hal-hal seperti itu, tetapi pemilikan tunggal mempunyai daya Tarik khusus untuk suatu perusahaan baru. Menjadi majikan bagi diri sendiri dan menyimpan semua keuntungan meruppakan perangsang yang cukup kuat untuk memotivasi pemilik untuk bekerja keras dan berhasil.

Firma (Fa)
            Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut firman) tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita rugi, semuanya ikut menanggung. Keanggotaan tidak dapat berpindah tangan kepada orang lain selama anggota tersebut masih hidup. Biasanya anggota dalam firma adalah orangorang yang sudah saling mempercayai satu dengan yang lain. Pada umumnya firma bukanlah badan hukum karena masing-masing anggota dengan seluruh harga benda pribadinya bertanggung jawab atas semua utang perusahaan. Sedangkan badan hukum mempunyai pengertian bahwa tanggung jawab para anggota terhadap utang perusahaan itu hanya terbatas pada kekayaan dari badan hukum bersangkutan.
Kebaikan Firma :
a. Jumlah modal relatif lebih besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya.
b.Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar 9
c. Kemampuan manajemennya lebih besar karena adanya pembagian kerja diantara paraanggotanya. Di samping itu, semua keputusan diambil bersama-sama.
d. Pendiriannya mudah, artinya tidak memerlukan akte.
e. Jumlah modal relatif lebih besar dibandingkan usaha perseorangan.
f. Kemampuan organisasi dan manajemen lebih besar.
g. Lebih mudah memperoleh kredit.
h. Pendiriannya relative mudah
Perseroan Komanditer (CV)
            Dalam  perseroan komanditer atau Commanditaire Vennootschap (CV), salah astu atau beberapa anggota bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota yang lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang-utang perusahaan. Menurut pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan dalam perusahaan tersebut. Dari pengertian di atas, diketahui bahwa dalam CV terdapat dua jenis sekutu yang berlainan sifat dan tugasnya yaitu sekutu komanditer dan sekutu komplementer. Sekutu komanditer apabila tidak diperjanjikan lain, tidak tampil ke depan, artinya tetap tinggal di belakang layar, ia hanya mempercayakan sejumlah uang atau barangnya kepada sekutu komplementer untuk ikut serta membiayai perusahaan yang dijalankan oleh sekutu komplementer. Sedangkan sekutu komplementer adalah sekutu yang aktif menjalankan perusahaan berhubungan dengan pihak-pihak ketiga dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pihak ketiga. Kebaikan CV :
a. Modal yang dikumpulkan lebih besar
b. Mudah memperoleh kredit
c. Kemampuan manajemennya lebih besar
d. Pendiriannya mudah
Keburukan CV :
a. Sebagian anggota / sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas
b. Kelangsungan hidupnya tidak menentu
c. Sulit untuk menarik kembali modalnya terutama bagi sekutu komplementer
Perseroan Terbatas (PT)
            Perseroan Terbatas juga disebut NV (Naamloze Vennootschap) terdiri dari para pemegang saham (pesero/stakeholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang mereka setorkan. Siapapun yang berminat dapat membeli saham dan menjadi pemilik PT sebatas jumlah saham yang dimiliki.
            PT merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham. Para pemegang saham hanya akan memperoleh deviden apabila perseroan itu mendapatkan laba. Oleh karena itu setiap tahun diwajibkan kepada direktur untuk melaporkan keuntungan yang diperolehnya.
            Bentuk PT biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang besar yang membutuhkan modal dalam jumlah yang besar pula. Usaha perseorangan, firma maupun CV dapat mengubah bentuknya menjadi PT agar dapat memperluas volume usahanya.
Kebaikan PT :
a. Tanggung jawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utangutang perusahaan
 b. Kelangsungan hidup perusahan sebagai badan hukum lebih terjamin sebab tidak tergantung pada beberapa peserta; pemilik dapat berganti-ganti
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang lain
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham baru
e. Manajemen yang lebih kuat dan besar
Keburukan PT :
a. PT merupakan subyek pajak tersendiri sedangkan deviden yang diterima oleh pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan
 b. Pendiriannya lebih rumit dan ongkos pendiriannya relatif tinggi
c. Relatif kurang terjaminnya rahasia perusahaan




EVALUASI PELUANG USAHA BARU


1. Penetapan Kelayakan Usaha Baru
Yang pertama kali harus dilakukan dalam memulai usaha baru adalah analisis kelayakan usaha tersebut. Hakikat dari analisis kelayakan usaha baru adalah menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha baik yang berupa produk baru atau jasa dapat dijual, berapa biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk atau jasa tersebut mampu memperoleh laba.
Alasan utama kegagalan usaha baru adalah :
a. pengetahuan pasar yang tidak memadai
b. kinerja produk yang salah
c. usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif
d. tidak disadarinya tekanan persaingan
2. Analisa Kelayakan Teknis
Sebelum peluang usaha baru di implementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan analisis. Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis ada 2 langkah yang harus dilakukan yaitu:
a). Identifikasi Analisis Teknis
Sebuah peluang usaha baru harus memiliki persyaratan teknis yang antara lain: daya tarik penampilan produk, produk mudah di modifikasi sesuai dengan perubahan teknologi, permintaan konsumen dan perkembangan pesaing, daya tahan dari bahan baku produk, mudah diproduksi, dan biaya rendah.

b). Uji Coba Produk atau Jasa
Setelah produk dianalisis secara teknis perlu dilakukan uji coba produk dalam rangka untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen.

3. Penilaian Peluang Pasar
Para wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang pasar, karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karena itu perlu adanya riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan, memilih produk yang dapat dijual, menerapkan teknikpemasaran yang lebih baik dan merencanakan sasaran yang realistik.

a). Analisa Potensi Pasar
Penentuan potensi pasar dari peluang usaha yang baru direncanakan hendaknya dimulai dengan pengumpulan data-data yang relevan mengenai potensipembeli, motivasi pembeliannya, kebiasaan pembeli, dan dampak perubahan dari karakteristik produk pada potensi pasar.

b). Identifikasi Pasar Potensial
Potensi pasar adalah ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang ditentukan, misalnya satu tahun.
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengestimasi potensi pasar adalah sbb :
  1. Identifikasi pemakai akhir tertentu dari produk atau jasa
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi pelanggan potensial.
  1. Identifikasi segmen pasar pokok, yaitu, kategori pelanggan yang relatif homogen
Setelah pelanggan potensial dapat ditetapkan, langkah kedua adalah mengklasifikasikan pelanggan pelanggan yang dalam kategori homogen/masing masing mempunyai karakteristik yang sama. Karakteristik tersebut meliputi lokasi pelanggan,
karakteristik demografi, saluran distribusi dimana mereka bisa dicapai dengan baik dan media periklanan yang paling responsif. Kategori pelanggan potensial sangat penting karena memungkinkan usaha baru untuk memilih segmen pasar dengan cara menyesuaikan kemampuan dari usaha tersebut terhadap apa yang diperlukan untuk menarik dan mendapatkan loyalitas dari pelanggan atau konsumen.
  1. Menemukan atau memperkirakan volume pembelian potensial dalam tiap-tiap segmen pasar dan volume total dari semua segmen
Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk atau jasa baru oleh tiap-tiap segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih perwakilan untuk menguji pasar.
Jawaban bagi pertanyaan berikut ini akan memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi pemakai potensial :
  • Siapa yang merupakan pembeli potensial dari produk?
  • Dimanakah pemakai potensial bertempat?
  • Mengapa pelanggan potensial ingin membeli produk ini? Apa kebiasaan membeli mereka? Seberapa sering mereka membeli produk ini? Berapa jumlah rata-rata tiap pesanan?
  •  Berapa jumlah total permintaan produk ini? Berapa jumlah rata-rata tiap pesanan?
  •  Berapa jumlah total permintaan produk ini setiap bulannya atau setiap tahunnya?
  • Bagaimana siklus permintaan?
  • Bagaimana potensi pertumbuhan dari pasar ini?

  1. Sumber Informasi Pasar
Informasi yang dimaksud adalah informasi untuk mngevaluasi peluang pasar masa sekarang dan yang akan datang dari usaha baru. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang informasi tersebut adalah mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang untuk mengumpulkan informasi yang dinamakan dengan data primer, dan menemukan data-data relevan yang berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik, kantor dinas, maupun biro penelitian yang disebut dengan data sekunder.
  1. Uji Coba Pasar
Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset pamungkas untuk mengurangi resiko yang ada pada usaha baru dan menilai keberhasilannya.Metode yang digunakan dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar dimana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis lebih dekat.Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan paluang dalam pemasaran, distribusi dan pelayanan.
  1. Studi Kelayakan Pasar
Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu yang banyak dan merupakan tugas yang rumit, tetapi bagi wirausaha baru perlu untuk melakukannya, dari pada terjun ke dalam usaha baru tanpa persiapan terlebih dahulu.
Riset pasar dapat membuat keputusan pemasaran yang lebih baik. Riset pasar dapat membantu:
  • menemukan pasar yang menguntungkan
  • memilih produk yang dapat dijual
  • menentukan perubahan dalam perilaku konsumen
  • meningkatkan teknik pemasaran yang lebih baik 
  • merencanakan sasaran yang realistic
Analisa Kelayakan Finansial
Adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan
Langkah-langkah dalam analisa kelayakan finansial :
  • Analisa semua kewajiban finansial dan kebutuhan pengeluaran secara mendetail
  •  Proyeksi sumber daya finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan
  • Penting untuk menentukan secara sistematis aliran masuk, aliran keluar operasional yang diantisipasi dan aliran kas netto untuk periode waktu tertentu
  • Apakah ia akan menghasilkan pengembalian pada modal yang diinvestasikan yang memuaskan.
Analisis Persaingan
            Semua bisnis/usaha akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung yaitu dari produk atau jasa yang identik dengan produk perusahaan itu pada pasar yang sama dan tekanan tidak langsung dari barang pengganti. Suatu pendekatan untuk menganalisis tekanan persaingan dipusatkan pada tiga hal yaitu:
  • Identifikasi pesaing besar potensial
  • Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing
  • Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang dilaksanakan]
  • Analisa ini mengungkapkan apakah ventura baru yang direncanakan memberikan keuntungan persaingan yang memadai pada produknya sehingga mampu menghadapi tekanan persaingan dari  pesaing langsung maupun tidak langsung.
Identifikasi pesaing
            Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yan lengkap. Pambuatan peta persaingan yang dugunakan untuk melakukan analisis pesaing memerlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah ini perlu dilakukan agar analisisi pesaing tepat sasaran dan tidak salalh arah. Langkah pertama yang perlu dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh pesaing yang ada. Langkah ini perlu dilakukan agar kita mengetahui secara utuh kondisi pesaing kita. Dengan demikian, memudahkan kita untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Identifikasi pesaing meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Jenis produk yang ditawarkan
Kadang-kadang sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang beragam. Tugas perusahaan adalah mengidentifikasikan secara lengkap dan benar produk apa saja yang dimilki oleh pesaing-pesaingnya. Identifikasikan siapa pesaing utama yang terdekat serta pesaing lainya yang juga berpotensi mengancam perusahaan kita sekarang dan di masa yang akan datang.
2.  Melihat besarnya pasar yang dikuasai (Market Share) pesaing
Untuk melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan melalui segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan harus mengestimasi besarnya pasar dan market share masing-masing pesaing. Market share yang harus diketahui adalah untuk masa sekarang dan di masa yang akan datang, baik yang dikuasai pesaing maupun secara keseluruhan.
3.  Identifikasi peluang dan ancaman
Dengan mengestimasi besarnya market share, akan kelihatan peluang yang ada serta ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang. Setiap peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang baru yang sebesar-besarnya. Kemungkinan ancaman atau masalah yang timbul pun harus segera diantisipasi sehingga tidak menimbulkan masalah.
4.  Identifikasi keunggulan dan kelemahan
Identifikasi kelamahan dan keunggulan berarti memetakan atau mencari tahu keunggulan dan kelemahan yang dimilki pesaing. Identifikasikan kelemahan dan keunggulan pesaing dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal kelengkapan produk, mutu, kemasan, harga, distribusi, lokasi, serta promosi.

 Alasan utama kegagalan usaha baru adalah :
1.      Pengetahuan pasar yang tidak memadai.
Kelemahan ini juga karena kurangnya potensi untuk produk, ukuran pasar sekarang dan masa yang akan datang, pangsa pasar yang diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang memadai
2.      Kinerja produk yang salah
Seringnya produk baru tidak sesuai dengan fungsi yang disebutkan karena terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk/kontrol yang tidak memadai
3.      Usaha pemasaran dan penjualam yang tidak efektif
Promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar.
4.      tidak disadarinya tekanan persaingan
Usaha baru sering gagal karena wiraswasta memperhitungkan reaksi yang dilakukan pesaing (contoh: potongan harga, diskon khusus)
5.      keusangan produk yang terlalu cepat
Daur hidup produk baru yang semakin pendek karena kemajuan teknologi demikian cepat sehingga produk baru cepat menjadi usang setelah diluncurkan.
6.      waktu memulai usaha baru yang kurang tepat.
Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru menyebabkan kegagalam komersial. Kemungkinan karena produk diperkenalkan sebelum adanya keinginan rill pasar dan teknologi baru, atau produk tersebut terlambat diperkenalkan kepasar.
7.      kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebihan pada asset tetap, dan kesulitan keuangan yang berkaitan.
Identifikasi strategi pesaing
Tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki strategi tersendiri untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan, maka semakin canggih strategi yang dijalankan. Strategi untuk mematikan atau memperlemah lawan selalu dilakukan. Siapa yang lengah, akan terkena dampakanya. Bukan tidak mungkin setiap strategi yang dijalankan memiliki kemiripan. Oleh karena itu, perusahaan harus pandai memulai dan mengakhiri.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara kontinyu, karena pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu. Jelaslah, bahwa perusahaan juga harus mewaspadai perubahan-perubahan yang diinginkan pelanggan dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka untuk memenuhi hasrat yang diinginkan oleh para pelanggan tersebut.



https://www.academia.edu/4977205/Evaluasi_peluang_usaha_baru_1
http://fahrisastro.blogspot.com/2016/06/evaluasi-peluang-usaha-baru-penetapan.html

ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI


ASPEK PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
            Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal- hal yang berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalannya di kemudian hari. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi .
Dalam penyusunan sebuah studi kelayakan bisnis, aspek teknik produksi dan manajemen operasi timbul setelah kegiatan usaha / proyek tersebut mempunyai peluang pasar yang cukup cerah pada masa mendatang. Proses produksi perlu diketahui untuk menentukan jumlah peralatan yang diperlukan, bentuk dan luas bangunan untuk menentukan jumlah investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan dalam perhitungan analisis kriteria investasi .
Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri. Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin – mesin yang akan digunakan.
Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Pemilihan lokasi terdiri untuk kantor pusat, cabang, gudang dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi.
Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis). Tergantung dari keingian pihak yang melakukannya. Kemudian penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat diperoleh profit margin yang tinggi. Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan perlataan mesin di dalam gedung tersebut. Pilihan yang ada apakah proses layout atau produk layout. Penilaian ini tentunya Studi Kelayakan Bisnis 2 tidak dilakukan secara serampangan tapi, dengan mempertimbangkan faktor           faktor seperti produk yang dihasilkan atau ragam produk.
Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan, apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya terkait dengan teknologi yang diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara berkembang seperti Indonesia biasanya lebih diutamakan teknologi padat karya, mengingat tingginya tingkat pengangguran di negeri ini. Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan diguakan nantinya. Metode persediaan yang akan digunkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Tujuan studi aspek adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak.
A.      Tujuan Aspek Teknis dan Teknologi
Analisis aspek teknis dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah secara teknis bisnis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik?”. Suatu ide bisnis dapat dinyatakan layak berdasarkan aspek teknis dan teknologi jika berdasarkan hasil analisis ide bisnis dapat dibangun dan dijalankan dengan baik. Secara spesifik analisis aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
1.    Menganalisis kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis.
2.    Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala ekonomis.
3.    Menganalisis kriteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk menjalankan produksi.
4.    Menganalisis layout pabrik, layout bangunan dan fasilitas lainnya.
5.    Menganalisis teknologi yang akan digunakan.
B.       Hal yang perlu dipahami
1.    Penentuan lokasi bisnis
Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan, baik lokasi untuk lahan pabrik maupun lokasi untuk perkantoran. Namun, pada pembahasan ini kami hanya menekankan pada pembahasan lokasi untuk lahan pabrik.Penentuan lokasi bisnis memang sangat berpengaruh, penentuan lokasi bisnis yang salah akan menimbulkan beban pada perusahaan. Penentuan lokasi bisnis ditentukan oleh beberapa variabel yang dapat digolongkan menjadi variabel primer (utama) dan variabel sekunder (pendukung).
a.    Variabel primer
1)   Ketersediaan bahan mentah
2)   Letak pasar yang dituju
3)   Ketersediaan sumber energi, air dan sarana komunikasi
4)   Ketersediaan fasilitas transfortasi
b.    Variabel sekunder
1)      Hukum, peraturan dan adat istiadat.
2)      Iklim, keadaan tanah dan struktur topografis.
3)      Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan.
4)      Rencana pengembagan perusahaan pada masa yang akan datang.
5)      Biaya pengerasan tanah.[3]
2.    Penentuan luas produksi
Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Luas produksi harus direncanakan secara matang agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
Luas produksi berbeda dengan luas perusahaan. Hal ini karena mengukur luas perusahaan tidak hanya diukur dengan pendekatan luas produksi saja, tetapi juga dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu:
a.       Bahan dasar yang digunakan
b.      Barang yang dihasilkan
c.       Peralatan mesin-mesin yang digunakan
d.      Jumlah pegawai yang digunakan.
Perusahaan tidak selalu memaksimalkan luas produksi karena ada faktor-faktor yang membatasi luas produksi perusahaan. Faktor-faktor yang membatasi luas perusahaan dan harus dipertimbangkan dalam menentukan luas produksi, yaitu:
a.       Batasan permintaan pasar
b.      Batasan kapasitas mesin
c.       Batasan jumlah dan kemampuan kerja
d.      Batasan kemampuan finansial dan manajemen
e.       Batasan ketersediaan bahan dasar
f.       Batasan ketersediaan faktor-faktor produksi lain.


3.    Pemilihan mesin peralatan dan teknologi
Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang penting. Hal yang perlu dipertimbangkan pada pemilihan mesin dan peralatan, yaitu:
a.       Sesuai dengan teknologi
b.      Harga perolehan
c.       Kemampuan mesin
d.      Tesedianya pemasok
e.       Tersedianya suku cadang
f.       Kualitas
g.      Umur ekonomis
4.    Penentuan layout pabrik dan bangunan
Layout  pabrik merupakan keseluruhan bentu dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalaam proses produksi. Penentuan layout pabrik pada umumnya dilakukan ketika lokasi bisnis (pabrik) ditentukan dengan berbagai pertimbangan.secara umum terdapat tiga macam tipe layout, yaitu:
a.       Layout proses atau fungsional
Pada layout proses mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu.
b.      Layout produk atau garis
Pada layout  proses mesin-mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk produk yang akan dibuat.
c.       Layout kelompok
Pada layout kelompok mesin-mesin dan peralatan yang memuat serangkaian komponen yang sama dikelompokkan pada suatu tempat. Layout ini merupakan kombinasi antara layout produk dan layout  proses.
 Masalah Manajemen Operasional
MASALAH MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan ( didalam perusahaan ) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah produksi/operasi.
Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu:
1. Masalah penentuan posisi perusahaan.penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan efsien.
2. Masalah desain. Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun ( design ) . Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi; perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata-letak ( layout ) ruangan, dan linkungan kerja.
3. Masalah operasional. Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah operasional ini antara lain : rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi.
B. Masalah Proses Produksi Dan Operasi
Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan itu akan dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam studi kelayakan bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan – persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai dengan masalah manajemen operasional diatas, sebagai berikut:
Kelompok Masalah Posisi Perusahaan, persoalan-persoalan utamanya adalah
1.    Pemelihan strategi produksi
2.    Pemilihan dan perencanaan produk
3.    Perencanaan kualitas
Perencanaan Kualitas.
Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini:
a. Produk Berupa barang
Menurut david garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, menentukan dimensi kualitas barang dapat dilkakukan melalui delapan dimensi seperti berikut ini:
Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya. Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai hal-hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi individual. Fit and finish, suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas.
b. Produk Jasa/ Servis
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. Assurance, meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan, dan kredibilitas. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomonikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya. Dimensi emphaty ini merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi dan Pemahaman pada Pelanggan. Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan frontoffice, tersedianya tempet parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyaman , kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan
Kelompok Masalah Desain, persoalan-persoalan utamanya adalah:

1. Pemilihan Teknologi
2. Perencanaan Kapasitas Pabrik
3. Perencenaan Letak Pabrik
4. Perencanaan tataletak ( layout ) pabrik



BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN USAHA

BENTUK – BENTUK KEPEMILIKAN USAHA             Bentuk-Bentuk Kepemilikan Bisnis Pemilihan bentuk kepemilikan bisnis merupakan langkah awa...